Menanggapi isu pembagian kompor listrik oleh pemerintah, untuk keperluan harian rumah tangga, Anggota Komisi VII DPR RI, Mulan Jameela mengatakan kompor listrik tak cocok digunakan untuk memasak masakan lokal Indonesia.
Sebelumnya, Plt Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana menyampaikan bahwa pihaknya sedang melakukan uji coba konversi LPG 3 kg ke kompor listrik di tiga kota, yakni Denpasar, Solo, dan salah satu kota di Sumatera.
"Ini uji coba untuk melihat penerimaan masyarakat sekaligus mempelajari aspek tekniknya, misalnya berapa kapasitas daya tungku yang cocok," terang Dadan.
Mulan pun mengatakan bahwa ia sudah memiliki kompor listrik dan mencoba untuk menggunakannya dalam memasak sehari-hari, namun menurutnya, kompor gas tetap sangat diperlukan.
"Ini saya jujur ya, kapasitas saya sebagai Anggota Dewan dan sebagai 'Emak-emak'. Kami di rumah saja punya kompor listrik, tetap tak bisa lepas dari yang gas. Karena masakan Indonesia ya beda, bukan masakan orang bule yang pancinya ya seukuran begitu saja," ujar Mulan, dikutip dari YouTube Komisi VII DPR RI, Jumat (23/9).
Mulan meminta agar kebijakan pemerintah tentang rencana konversi gas LPG 3 kg ke kompor listrik dikaji ulang, dan tak dilakukan secara terburu-buru.
Selain tentang fungsinya, Mulan juga membahas tentang kebutuhan listrik dalam penggunaan kompor listrik. Dengan kapasitas kompor listrik yang mencapai 1.000 watt, ia mengkhawatirkan akan membuat tagihan listrik membengkak.
"Masyarakat yang kekurangan daya listriknya kan 450 VA, ini kebutuhannya 1.200-1.800 watt," tegas Mulan.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir menegaskan pemerintah tidak langsung menerapkan program peralihan penggunaan kompor listrik dari kompor dengan gas LPG 3 kilogram.
"Kompor listrik ini kan masih diskusi, apakah LPG akan langsung hilang, kan enggak. Kan DME itu di tahun 2028 terus gara-gara kita ketakutan LPG makin besar, kita ambil keputusan diganti kompor kan enggak mungkin," terang Erick saat ditemui di Kompleks Parlemen DPR RI, Rabu (21/9/2022).
Eric menjelaskan asumsinya kompor listrik itu nantinya akan masuk terlebih dahulu pada masyarakat kelas menengah.